Selasa, 04 Juni 2013

SEMU



SEMU
Mengapa (harus) ada nyata, jika maya saja sudah berakhir bahagia?

            Hidup terkadang menjadi sebuah lagu yang mengalun begitu saja. Tanpa pernah tahu siapa yang akan menyanyikan, mendengarkan, dan memberi penghargaan. Karena yang terpenting adalah bagaimana lagu menghibur setiap orang, tanpa pernah berharap menjadi tenar.
            Ini sudah hari ke tujuh aku mengaguminya dalam diam. Dia. Seseorang yang entah darimana datangnya –mungkin sengaja dikirimkan Tuhan agar waktu mempertemukan dua insan. Aku mengenalnya karena dia mengagumi tulisanku. Aku mengaguminya karena...ah entahlah. Sulit di jelaskan. Padahal, kami belum pernah sekali bertemu.
            Jika belum pernah bertemu, mengapa hati kami sudah saling mengagumi?
            Aku juga heran kapan terakhir kali aku merasakan seperti ini. Menunggu balasan seseorang yang –bahkan– tidak ku ketahui wajahnya, sifatnya, dan kehidupannya. Mungkin ini dampak sosial media. Ketika seseorang dengan orang lainnya begitu cepat menyimpulkan perasaan. Ketika seseorang begitu cepat mengartikan sapaan. Ketika seseorang begitu cepat jatuh cinta.
            Tapi, aku bahagia.
            Jika Tuhan menginginkan aku dan dia terus seperti ini, tidak apa-apa. Setidaknya sekarang aku punya seseorang yang dapat menjadi matahari bagi tulisan-tulisanku. Setidaknya aku tidak berhenti menulis. Setidaknya, aku merasakan jantungku berdetak lebih cepat lagi.
            Setidaknya. Entah sampai kapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar